Pemerintah Indonesia masih menunggu konfirmasi resmi dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) mengenai kabar penyerangan sebuah kapal kargo Korsel, Hanjin Tianjin, oleh kawanan perompak di sekitar Teluk Aden hari ini. Kapal itu mengangkut enam awak asal Indonesia (WNI).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Michael Tene, mengatakan pihaknya baru mengetahui informasi itu dari laporan media. Namun, laporan resmi belum disampaikan pemerintah Korsel kepada Indonesia.
"Kami masih menunggu pemberitahuan resmi dari Kementerian Luar Negeri Korsel, yang akan disampaikan melalui KBRI [Kedutaan Besar Republik Indonesia] di Seoul," kata Tene
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia melalui KBRI Seoul selama ini juga berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan pemilik kapal kargo, terkait dengan keselamatan para WNI yang menjadi awak kapal.
Kabar serangan perompak atas kapal kargo Hanjin Tianjin itu diungkapkan pemiliknya, yang dikutip stasiun berita Channel News Asia. Awak kapal melaporkan serangan perompak di sekitar Teluk Aden pada pukul 5 pagi, Kamis 21 April 2011. Kapal itu lepas sauh dari Gibraltar dengan membawa kontainer menuju Singapura.
Menurut kantor berita Yonhap, Kemlu Korsel belum memastikan kabar perompakan itu. Kemlu baru menyatakan ada kapal kargo yang hilang kontak sejak Kamis pagi saat melintas di perairan dekat Somalia, yang selama ini rawan perompakan.
Menurut Hanjin Tianjin, kapal itu membawa 20 awak, 14 berasal dari Korsel dan enam dari Indonesia. Dengan demikian semakin bertambah warga Indonesia yang menjadi korban pembajakan kawanan perompak.
Selain mereka, 20 WNI yang menjadi awak kapal MV Sinar Kudus juga menjadi korban perompakan. Para awak kapal Sinar Kudus itu disandera sejak 16 Maret lalu.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.