Selasa, 26 April 2011

Dituduh Mata-mata, Bahrain Usir Diplomat Iran

Bagikan ke Teman:
Pemerintah Bahrain mengusir diplomat yang dicurigai tergabung dalam jaringan mata-mata Iran pada Senin, 25 April 2011. Dia adalah diplomat Iran keempat yang diusir dalam beberapa minggu terakhir di Timur Tengah.


Dilansir dari laman CNN, Hujatullah Rahmani, seorang diplomat berpangkat sekretaris dua yang bertugas di Kedutaan besar Iran di ibukota Manama ini telah dicap oleh pemerintah Bahrain sebagai persona non grata atau orang yang tidak diinginkan.

Rahmani diduga terlibat dalam jaringan mata-mata Iran yang bertugas di Kuwait. Beberapa minggu sebelumnya, pemerintah Kuwait mengusir tiga diplomat Iran yang dituduh sebagai mata-mata.


Pemerintah Kuwait mengatakan bahwa mata-mata Iran bertugas untuk mengumpulkan informasi seputar fasilitas militer Amerika Serikat di Kuwait dan negara-negara sekitarnya.

Pemerintah Iran membantah adanya aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh para diplomatnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan bahwa pengusiran diplomat Iran oleh Bahrain tidak berdasarkan realitas.

Mehmanparast juga mengatakan bahwa Iran tidak tinggal diam dan akan melakukan hal yang sama terhadap diplomat Bahrain. Namun, belum dipastikan kapan pemerintah Iran akan balas mengusir diplomat Bahrain di negaranya.

Hubungan antara Bahrain dan Iran menegang dalam beberapa waktu belakangan menyusul dugaan campur tangan Iran dalam pergolakan di Bahrain. Beberapa bulan terakhir, Bahrain yang mayoritas penduduknya adalah Syiah berdemo dan menuntut pemerintah Sunni Bahrain turun.

Bahrain mengatakan bahwa kelompok militan Iran, Hizbullah, telah melatih para tentara oposisi Bahrain di sebuah kamp di Lebanon dan Iran. Mereka kemudian dikembalikan ke Bahrain untuk membuat kekacauan dan menggulingkan pemerintahan.

Baik Iran dan Hizbullah membantah tuduhan tersebut. Pemerintah Iran mengatakan bahwa ini adalah bagian dari rencana Amerika Serikat untuk menggalang dukungan dan mencari kesempatan dalam pergolakan yang terjadi di beberapa negara di kawasan tersebut.

vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.