Jumat, 31 Desember 2010

Ilmuwan Berhasil Membuat Darah Buatan yang Diambil Dari Tali Pusar

Bagikan ke Teman:
Saat kondisi tertentu terkadang seseorang membutuhkan darah dalam waktu cepat, seperti misalnya dalam kondisi perang. Kini peneliti telah mengembangkan darah buatan yang bisa digunakan pada kondisi darurat.

Ilmuwan Amerika Serikat telah mengembangkan 'darah buatan' yang bisa digunakan tentara ketika terluka dalam peperangan. Rekayasa genetik darah ini dibuat dengan mengambil sel dari tali pusar, lalu menggunakan mesin yang bisa meniru cara kerja dari sumsum tulang untuk menghasilkan sejumlah sel darah merah.

Seperti dikutip dari Dailymail, darah dibuat dengan menggunakan sel-sel hematopoietic yang diambil dari tali pusar dalam proses yang disebut dengan 'pharming'. Satu tali pusat dapat menghasilkan 20 unit darah yang bisa digunakan.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/07/09/article-1293361-0A612B8E000005DC-805_468x344.jpg

Sel darah yang diproduksi dengan menggunakan metode ini secara fungsional tidak berbeda dengan sel-sel darah merah dalam sirkulasi yang sehat atau darah aslinya. Karena teknik ini pada dasarnya meniru cara kerja dari sumsum tulang belakang, tapi prosesnya dilakukan di laboratorium.

Jika hal ini disetujui, maka bisa menjadi revolusi dalam kondisi perang. Karena pada kondisi ini cenderung sulit mendapatkan donor darah untuk membantu merawat tentara yang terluka.

Selain itu proses transfusi darah pada daerah atau kondisi perang jauh lebih sulit dibandingkan donor darah biasanya.

Proyek penelitian ini sudah dilakukan sejak tahun 2008, kemungkinan darah buatan ini sudah bisa digunakan untuk militer dalam waktu lima tahun ke depan. Sebuah unit darah berisi sekitar seperdelapan hingga sepersepuluh dari darah total di tubuh manusia.

http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2010/07/09/article-1293361-00B1A04600000259-413_468x286.jpg

Saat ini peneliti sudah membuat darah 'pharmed' untuk golongan O negatif yang merupakan golongan darah paling banyak dicari. Hal ini karena golongan darah tersebut dapat digunakan untuk semua jenis pasien.

Darah adalah cairan yang terdapat di dalam semua makhluk hidup kecuali tumbuhan, fungsi utamanya adalah mengirimkan zat-zat serta oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh.

Selain itu darah juga berfungsi mengangkut bahan kimia hasil metabolisme serta sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.


  
apakabardunia.com

Mau Tahu Gimana Caranya Minyak dan Gas Bumi Di Dapatkan?

Bagikan ke Teman:

1.Seismic

Proses ini bertujuan untuk mencari t4 yang memiliki kandungan Gas/ minyak Bumi. Dengan menggunakan gelombang Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil. 



2.Drilling and well construction


Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).Simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut.
Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.
Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan Hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari dalam.
Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.

3.Well Logging



Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air).
Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.

4. Well Testing


Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat yang pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan tanah).
Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid: brine, diesel, ato air aja.
Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari Rate nya. Untuk minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut.
Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.


 

Gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.

5. Well Completion



Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing.

Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah).

 

Dengan Completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.

6. Production



Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin, solar,kerosin, LPG, dll.

apakabardunia.com

Kamis, 23 Desember 2010

Inilah Rahasia Dibalik Kehebatan Kondisi Fisik Timnas Indonesia

Bagikan ke Teman:
Lima kali menang berturut-turut. Filipina yang digawangi pemain jebolan Eropa pun berhasil ditaklukkan dua kali. Padahal, dengan kondisi pemain yang “diduga” tidak dalam kondisi benar-benar fit, karena banyaknya pemain inti yang cedera.
http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/12/18/1020137p.jpg
Kekhawatiran para pengamat yang menduga kondisi timnas bakal menurun ternyata tidak terbukti. Firman Utina cs tetap beringas. Bahkan selama dua kali 45 menit, tim Merah Putih hampir mengurung Filipina setengah lapangan.
Sekali lagi, kerjasama yang solid antara pemain, tim pelatih, tim pendukung, tim sport science, tim medis, dan dukungan ratusan juta rakyat Indonesia kunci sukses penampilan timnas.
Dalam laga semifinal kedua, beberapa strategi sports science kembali diaplikasikan untuk mendongkrak performa timnas. Pertama adalah antisipasi strategis. Cara berpikir logis, bukan dugaan adalah cara yang dibutuhkan sebuah tim untuk memperoleh kemenangan.
Sejak awal pembuatan skenario program pelatihan, salah satu tujuan sport science adalah meningkatkan “secondary competency”. Artinya, memastikan atlet memiliki kecepatan, kekuatan, daya tahan dalam pertandingan dan kecepatan pemulihan yang tinggi.
Ini tidak bisa dilakukan dengan “pengalaman” atau “mudah-mudahan”. Harus menggunakan pendekatan ilmiah. Ketika tim sport science sudah membantu melakukan seleksi, maka pelatih sudah memiliki referensi pemain yang relatif bugar. Artinya, dengan “educated guess”, semua pemain akan sanggup mengikuti dan menyelesaikan musim pertandingan.
Beberapa hal kunci yang diterapkan di sport science adalah menggunakan teknik fisioterapi terkini dan teknik nutrisi yang menggunakan creatine dan glutamine. Plus, pada kasus Firman Utina, diberikan nutrisi tambahan berupa glucosamine dan chondroitine sehingga sendinya mendapat support nutrisi untuk pemulihan cepat.
Seharusnya, penggunaan glucosamine dilakukan oleh semua atlet sepakbola setiap hari untuk fungsi proteksi, mengingat benturan terhadap sendi yang besar, seperti sendi lutut dan pergelangan kaki. Secara umum, nutrisi yang disiapkan sudah sangat memadai untuk memulihkan kondisi pemain dengan cepat.


Manajemen cairan

Rahasia antisipasi strategis kedua adalah manajemen cairan. Kita tahu bahwa bahwa salah satu kelemahan fisik kita adalah stamina yang merosot di babak kedua khususnya nulai di menit 60-an. Fenomena ini klasik di Indonesia bahkan semua klub profesional. Anehnya, tidak seorang pun mencoba mencari ide apa yang terjadi.
Salah satu yang saya dapatkan adalah bahwa setiap pemain bola, dalam 90 menit pertandingan, akan kehilangan berat badannya sekitar 3 kg. Kehilangan ini pasti karena kehilangan cairan.

Dalam teori cairan, siapapun yang kehilangan berat badan sampai 3% maka kekuatan kontraksi otot akan berkurang sampai 10% dan kecepatan akan berkurang sampai 8%.
Kalau seorang pemain Indonesia dengan berat badan 65 kg, dan kehilangan berat badan 3 kg, maka kehilangan cairannya adalah sekitar 4%. Kalau rata-rata berat badan hilang 1,5 kg per 45 menit, maka kehilangan cairan sudah sampai 2%.

Tentunya Anda akan berkata, ”pemain kan minum?” Betul, tapi dalam keadaan panas tubuh tinggi, pusat rasa haus malah seolah diblok oleh otak.
Sehingga anehnya pemain malah minum tidak terlalu banyak. Malah berfokus pada mendinginkan badan. Paling banyak minum 500 cc. Artinya, pada saat mulai di babak kedua, pemain sudah masuk ke lapangan dalam kondisi dehidrasi.

Apa yang terjadi? 15 menit kemudian, stamina drop, kecepatan berkurang, dan satu lagi, akibat kehilangan cairan maka konsentrasi berkurang.
Itu sebabnya pemain sepakbola Indonesia sering kali mengalami kondisi ”salah umpan”, ”pemain malas”, ”kurang kerja sama di menit terakhir”, ”salah pengertian” adalah hal yang sangat lumrah terjadi.
Apa yang harus dilakukan? Menggunakan elektrolit secara sadar. Di dalam timnas sekarang disiapkan cairan elektrolit yang harus segera diminum saat pemain masuk ke ruang istirahat.

Kerja ini dibantu oleh dokter ahli gizi. Ketika meminum cairan elektrolit, pemain akan merasa haus, karena elektrolit menyebabkan rangsang pada pusat rasa haus di otak manusia. Sehingga pemain mau minum lagi.
Diusahakan agar pemain meminum 500 cc larutan elektrolit yang disambung dengan meminum 500 cc lagi air putih. Meminum 1 liter cairan artinya kondisi tubuh kembali mendekati normal. Karena itu kecepatan, akurasi, mental pemain relatif tetap terjadi di babak kedua. Pelatih kepala bisa memberi instruksi, pemain tetap segar
Terakhir, walau tidak diprogram oleh tim sport science, dukungan suporter sangatlah membantu kekuatan fisik pemain. Ini alamiah. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan kemampuan orang dalam melawan rasa sakit dan nyeri menjadi lebih tinggi dan lebih hebat ketika diberi dukungan dan sorakan.
Pemain nasional saat ini sangat menyadari dukungan tersebut dan menjadi sangat istimewa ketika Presiden ikut nonton sampai dua kali. Jiwa mereka tersentuh oleh kedahsyatan rasa cinta masyarakat yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Berebutan beli karcis, melakukan sorakan dan tarian di gelora, dan lainnya.
Ketika sudah sampai di tahap ini, para pemain sudah masuk ke dalam kondisi ”trans”, yakni kondisi seperti terhipnotis. Mereka mengabaikan semua rasa sakit yang menimpa tubuh mereka.

Kalau sampai ada pemain yang jatuh, itu karena ototnya memang sudah cedera dan tidak bisa digerakkan. Akan tetapi bila dilakukan terapi, dan otot bisa digerakkan, pemain biasanya akan berusaha bangkit.
Sekali lagi, sampai di semifinal kedua piala AFF, terbukti sudah, super team lebih baik dari kumpulan superman.

apakabardunia.com