“Dari jumlah suara sejauh ini, para pemilih ingin merdeka, lebih dari 90 persen"
Sudan hampir dipastikan terpecah dua bagian. Melalui referendum, Sudan Selatan akan menjadi negara termuda di dunia.
Menurut harian The Guardian, Rabu 19 Januari 2011, situasi itu berdasarkan perhitungan sementara hasil referendum rakyat di sembilan dari sepuluh provinsi di negara Afrika tersebut.
Petugas referendum mengatakan bahwa warga Sudan Selatan pro-independen yang tinggal di daerah utara dan beberapa komunitas Sudan di Mesir, Ethiopia dan Kenya, yang ingin berpisah dengan Sudan Utara, hingga kini mencapai 99 persen.
“Dari jumlah yang terhitung sejauh ini, para pemilih memilih untuk merdeka, lebih dari 90 persen,” ujar ketua komite referendum di negara bagian Equatoria, Alfred Sebit Lokuji.
Menurut petugas, pada perhitungan sementara di provinsi Equatoria, Unity, Lakes, Jonglei, Warrap, Bahr al-Ghazal utara dan barat, dan Nil atas, menunjukkan sebagian besar warga memilih untuk pisah dengan Sudan Utara.
Angka mereka yang memilih merdeka sangat berbeda jauh dengan yang memilih tetap bersatu. Di provinsi Equatoria dilaporkan sebanyak 449.290 pemilih memilih pisah dan 4.985 pemilih memilih tetap bersatu.
Di provinsi Bahr al-Ghazal terdapat 153.839 suara yang memilih merdeka, sedangkan 7.237 lainnya memilih tetap bersatu.
Di provinsi Lakes, angka lebih timpang lagi. 298.216 orang memilih merdeka, sementara hanya 227 orang yang memilih tetap bersatu. Perhitungan masih terus dilakukan di beberapa provinsi, namun menurut komite referendum, sudah dapt dipastikan angka pemilih merdeka akan mencapai lebih dari 90 persen.
Pengamat internasional mengatakan bahwa referendum Sudan kredibel dan dapat dipercaya. Menurut komite referendum, angka warga yang memilih mencapai 60 persen, menjadikan hasil lebih valid. Menurut peraturan referendum, perlu lebih dari 50 persen warga yang memilih untuk menjadikan referendum sah.
Walaupun kemerdekaan Sudan Selatan sudah dapat dipastikan, namun komite referendum meminta para pemimpin Sudan Selatan untuk tidak merayakannya terlebih dahulu, khawatir ada bentrokan dengan para tokoh Sudan Utara.
Sudan Selatan telah bertahun-tahun perang saudara dengan Utara. Jika referendum ini berhasil, negara terbesar di Afrika ini akan terbagi dua antara Utara yang didominasi Arab yang Muslim dan Selatan yang didominasi etnis Afrika yang umumnya Kristen dan animis. Juli nanti, Sudan Selatan akan menjadi negara termuda di dunia.
Amerika Serikat sendiri telah meletakkan referendum di selatan ini sebagai prioritas politik luar negeri mereka. Jika referendum berhasil, Amerika berjanji mengeluarkan Sudan dari daftar negara sponsor teroris.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.