Minggu, 09 Januari 2011

Alasan di Balik Ultimatum Penghentian BlackBerry

Bagikan ke Teman:

Menkominfo Tifatul Sembiring (rou/inet)
 
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring mengeluarkan ultimatum terhadap Research In Motion (RIM) agar menutup seluruh akses terhadap situs porno yang masih bisa dibuka di setiap ponsel BlackBerry yang digunakan di Indonesia.

Dalam ultimatumnya, vendor asal Kanada itu diberi tenggat waktu selama dua minggu. Jika sampai 17 Januari 2011 akses terhadap situs porno tak juga ditutup, maka enam operator yang menjadi mitra RIM akan diminta untuk menghentikan layanan BlackBerry.

RIM sendiri belum menanggapi ultimatum tersebut. Namun yang justru ramai protes adalah para pengguna BlackBerry di jejaring Twitter. Tak pelak, akun @tifsembiring kebanjiran protes sejak ultimatum tersebut keluar Jumat lalu.

Tifatul yang jadi bulan-bulanan, mungkin tak tahan terus menerus dipojokkan. Melalui akun twitter-nya, Minggu (9/1/2011), ia menuliskan delapan alasan mengapa sampai mengultimatum RIM.

1. Kita minta RIM agar hormati & patuhi Peraturan perundangan yg berlaku di Indonesia, terkait dg UU 36/1999, UU 11/2008 & UU 44/2008

2. Kita minta RIM agar buka perwakilan di Indonesia, karena pelanggan RIM di Indonesia untuk Blackberry sudah lebih dari 2 juta.

3. Kita Minta RIM agar membuka service center di Indonesia untuk melayani & mudahkan pelanggan mereka yang juga WNI.

4. Kita minta RIM agar merekrut dan menyerap tenaga kerja Indonesia secara layak dan proporsional.

5. Kita minta RIM agar sebanyak mungkin menggunakan konten lokal Indonesia, khususnya mengenai software.

6. Kita minta RIM agar memasang software blocking terhadap situs-situs porno, sebagaimana operator lain sdh mematuhinya.

7. Kita minta RIM agar bangun server/repeater di Indonesia, agar aparat hukum dapat melakukan penyelidikan terhadap pelaku kejahatan tmsk koruptor.

8. Sejauh ini terkesan RIM meng-ulur-ulur waktu untuk menjalankan komitmen mereka. Apakah kita sebagai bangsa mau diperlakukan spt itu?

"Kalau ada nasionalisme di dada kita & ingin menjadi bangsa berwibawa, pasti sebagian kita akan setuju poin2 yang saya sampaikan tentang RIM," demikian Tifatul dalam postingan twitter-nya.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.