Tapi sayangnya selama ini orang lebih menyukai makanan enak ketimbang makanan sehat. Orang lebih suka makanan yang kuat rasa manisnya karena lebih lezat, lebih suka yang bergaram atau bervetsin karena lebih gurih rasanya, serta lebih suka makanan yang digoreng karena lemaknya yang bikin enak ketimbang makanan yang direbus.
Dibandingkan makan buah atau air putih orang lebih suka makanan-makanan yang menimbulkan nafsu makan. Nasi putih lebih enak ketimbang nasi merah, roti dan kue lebih enak daripada ubi dan singkong, minuman manis lebih enak daripada minuman tanpa gula.
Dr Phaidon L Toruan, MM dalam tulisannya seperti dikutip Senin (10/1/2011) mengatakan terlalu sering banyak makan enak dapat memberikan efek buruk bagi tubuh meski dalam jangka pendek misalnya lebih mudah lelah, perut menjadi buncit dan juga menimbulkan selulit.
"Satu hal penting yang saya perhatikan adalah bahwa banyak masyarakat kita sudah kehilangan arah untuk menjalankan hidup dengan sehat, secara sudah mengalami proses 'cuci otak' secara kontinyu melalui berbagai media yang menggunakan teknologi marketing terbaru untuk menawarkan produk," jelas Dr Phaidon L Toruan, MM, dokter gizi dan pakar hidup sehat.
Lantas apa risiko yang dihadapi bila kebanyakan makan makanan enak?
Makanan yang tinggi gula, garam, tepung, lemak, pengawet atau perasa dapat menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit serius.
Dilansir BBCHealth dan Livestrong, Senin (10/1/2011), berikut beberapa bahaya kesehatan akibat sering makan enak:
1. Obesitas (kegemukan)
Salah satu bahaya paling lazim mengkonsumsi terlalu banyak gula, tepung dan lemak adalah berat badan berlebih. Seiring waktu, berat badan yang berlebihan akan mengakibatkan obesitas, yakni kondisi yang berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2 (karena gaya hidup) dan kanker.
2. Penyakit jantung
Gula dan lemak juga dapat menyebabkan penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Hal ini biasanya sering terkandung dalam makanan olahan siap saji (junk food) atau makanan yang digoreng.
3. Diabetes tipe 2 (karena gaya hidup)
Diabetes tipe 2 merupakan penyakit degeneratif yang telah meningkat karena frekuensi konsumsi gula meningkat. Hal itu terjadi ketika reseptor insulin dalam sel-sel tidak lagi merespon insulin yang diproduksi oleh pankreas, sehingga sel-sel kurang mampu mendapatkan energi dari makanan yang dikonsumsi. Kelebihan kalori ini kemudian diubah menjadi lemak dan berbagai komplikasi kesehatan yang serius dapat berkembang.
4. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Kelebihan asupan garam dapat meningkatkan tekanan darah dalam tubuh atau yang disebut hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke.
5. Kanker
Kebanyakan konsumsi gula dapat meningkaatkan kadar insulin yang pada gilirannya dapat mempercepat proses pembelahan sel yang dalam kaitannya meningkatkan risiko kanker.
6. Penuaan dini
Percepatan pembelahan sel karena banyak mengonsumsi gula juga dapat berdampak negatif pada penuaan dini dan rentang usia. Penuaan adalah hasil dari suatu reaksi kimia yang rumit yang menghubungkan gula dan protein (yang membangun jaringan dan organ).
Bagaimana mengatasinya?
Dr Phaidon merekomendasikan beberapa cara sederhana untuk dapat hidup sehat, antara lain:
- Makan nasi merah, lauk bebas seperti biasa.
- Makan buah sebelum makan pagi, siang, malam.
- Sarapan boleh roti gandum, ubi lebih baik.
- Karbohidrat yang baik bisa berupa nasi merah, ubi, singkong, kacang hijau, spaghetti, roti gandum.
- Tukar gula pasir dengan gula aren
- Kopi dan teh pakai gula aren
- Jus buah tanpa gula
- Olahraga 15 menit tiap hari seperti drible bola, lari, berenang, jogging.
Dan yang sebaiknya dipantangi adalah sebagai berikut:
- Makanan siap saji
- Makanan bersantan dan berlemak
- Mie-mie karena kadar tepungnya tinggi
- Bubur ayam
- Jajanan gorengan
- Kue-kue manis
- Minuman kemasan bergula
detikhealth.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.