Turki berencana mengambil alih sementara kendali bandar udara di kota terbesar kedua di Libya, Benghazi. Kota itu merupakan basis pemberontakan melawan rezim Muammar Khadafi.
Menurut kantor berita Associated Press, pengumuman itu disampaikan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, Senin 28 Maret 2011. Menurut Erdogan, kendali keamanan di bandar udara Benghazi itu perlu dilakukan untuk mengamankan jalur bantuan kemanusiaan bagi rakyat Libya.
Sebagai partisipan Misi Koalisi Internasional atas Libya, Turki mengirim empat kapal fregat dan sebuah kapal selam untuk membantu operasi embargo senjata ke Libya, seperti yang diamanatkan Dewan Keamanan PBB.
Erdogan juga mengatakan bahwa militer Turki turut dalam operasi penegakan zona larangan terbang, untuk memastikan tidak ada pesawat rezim Khadafi menyerang rakyat yang memberontak.
Turki merupakan anggota Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang sejak akhir pekan lalu mengambil alih operasi penegakan zona larangan terbang di Libya dari kendali Koalisi pimpinan AS.
Namun, Turki tidak ikut dalam misi penyerangan darat atas target-target militer milik Khadafi. Menurut Erdogan, Turki sudah bertekad tidak akan menggunakan "senjata atau peluru" dalam menghadapi warga Libya.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.