Delapan hari berlalu paska gempa 9,0 skala Richter dan tsunami yang meluluhlantakkan tiga wilayah setingkat provinsi di Jepang, yakni: Fukushima, Miyagi, dan Iwate. Ribuan nyawa terenggut dalam musibah ini.
Hari ini, kepolisian Jepang merilis data jumlah korban bencana sebanyak 18.000 orang, jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang 10.000 jiwa.
Menurut Data, sebanyak 7.197 jiwa dipastikan meninggal dunia, sementara 10.905 lainnya resmi dinyatakan hilang. Jadi, hingga pukul 09.000 waktu setempat, Sabtu 19 Maret 2011, jumlah korban mencapai 18.102 orang.
Harapan untuk menemukan korban selamat di antara puing-puing mengecil mengingat saat ini cuaca dingin melanda timur laut Jepang -- membuat kawasan bencana terselimuti salju. Penemuan seorang pemuda yang terperangkap 8 hari di antara puing-puing di Kesennuma, adalah sebuah keajaiban.
Jumlah korban jiwa akibat gempa dan tsunami ini jauh lebih besar dibandingkan bencana gema 7,2 skala Richter yang menggunjang Kobe pada tahun 1995. Kala itu, 6.434 orang tewas.
Namun, angka yang dikantongi polisi diyakini bakal berubah lebih banyak. Sebab, itu belum termasuk jumlah korban yang dilaporkan hilang di wilayah sepanjang pantai yang terkena tsunami.
Sebelumnya, seperti dimuat Kyodo News, Wali kota Ishinomaki di Prefektur Miyagi Rabu lalu melaporkan, jumlah warganya yang hilang diperkirakan sekitar 10.000 orang. Sementara hari ini, kantor berita NHK melaporkan, sekitar 10.000 orang belum ditemukan di pelabuhan Kota Minamisanriku di prefektur yang sama.
Bencana gempa dan tsunami yang menggulung Jepang, Jumat 11 Maret 2011 adalah bencana paling mematikan sejak tahun 1923 -- di tahun itu terjadi musibah Gempa Besar Kanto (Great Kanto Earthquake) yang menewaskan 142.000 orang.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.