Pemerintah mengamati serius aktivitas tiga gunung api di Indonesia yang memiliki sejarah letusan fenomenal. Salah satunya Gunung Tambora, yang berlokasi di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Pengamatan dilakukan untuk mengembangkan sistem peringatan dini dan merancang pola antisipasi dini terhadap potensi bencana.
"Kami perlu menyiapkan tata cara mengantisipasi ancaman letusan gunung api sekelas Tambora,” kata Staf Khusus Presiden Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief, Senin, 7 Maret 2011.
Ia mengatakan, letusan Tambora berpotensi melumpuhkan jalur penerbangan dunia. "Abu vulkanik Tambora mengandung silika sehingga apabila mengenai mesin jet pesawat dapat menyebabkan kerusakan mesin,” ujar Andi.
Letusan Tambora pada 1815 telah membuat kehebohan dunia. Abu vulkanik hasil letusan menutupi sinar matahari, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim dunia. Efeknya, benua Eropa tidak mengalami musim panas selama beberapa tahun. Ini membuat hampir semua negara di sana mengalami gagal panen dan memicu kelaparan.
Selain Tambora, pemerintah juga mengamati serius Anak Krakatau, dan Pusuk Buhit di Toba.
Meski pernah mengalami letusan dahsyat pada 1883, Anak Krakatau Anak memiliki periode letusan relatif pendek, antara 1-4 tahun. Tidak terjadi penumpukan energi yang besar sehingga kecil kemungkinan terjadinya letusan besar dan tsunami.
Sementara Pusuk Buhit yang pernah mengalami letusan dahsyat 70.000 tahun lalu tidak meninggalkan catatan letusan sejak tahun 1400. Aktifivas Pusuk Buhit saat ini lebih banyak mengeluarkan air panas. Karena itu, gunung ini hanya dipantau secara episodik saja.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.