Indonesia berharap pemerintah Libya berikut rakyatnya bisa menyelesaikan masalah dalam negeri mereka melalui dialog secara damai dan demokratis.
Selain menyampaikan harapan tersebut, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kantor Kepresidenan di Jakarfa Rabu, juga menyatakan bahwa keprihatinan Indonesia atas situasi Libya yang tidak membaik dan terjadinya tindak kekerasan yang menyebabkan korban jiwa.
"Keadaan semakin tidak membaik di Libya, kita sangat prihatin melihat adanya kekerasan-kekerasan yang terjadi. Kita mengharapkan Libya baik rakyat maupun pemerintahannya bisa menyelesaikan masalah ini secara damai, secara demokratis, dan melalui dialog," tuturnya.
Marty menjelaskan saat ini Kementerian Luar Negeri tengah menyiapkan beberapa opsi untuk evakuasi 875 Warga Negara Indonesia (WNI) di Libya jika sewaktu-waktu mereka perlu meninggalkan negara tersebut.
"Pilihan-pilihannya dari semuanya mengamankan dirinya di kediaman masing-masing kemudian evakuasi ke KBRI, kemudian jika seandainya betul-betul evakuasi meninggalkan Libya," ujarnya.
Menurut Marty, evakuasi WNI di Libya merupakan tantangan tersendiri karena kondisinya tidak semudah evakuasi WNI di Mesir yang dilakukan pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu.
"Khusus di Libya ini kan berbeda dengan keadaan di Mesir. Kalau keadaan Mesir pemerintah sempat pada saat itu terbuka dan memfasilitasi warga negara Indonesia. Sementara di Libya sifatnya kebalikan dari itu karena semua jalur penerbangan udara, darat, dan laut itu agak sulit," jelasnya.
Marty meminta WNI di Libya untuk tetap berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KNRI) di Tripoli serta meminta perlindungan jika diperlukana.
Para WNI di Libya yang sebagian besar adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sekitar 600 orang dan sisanya adalah mahasiswa dan TKI informal juga diminta untuk waspada serta menghindari tempat-tempat keramaian.
Sementara itu, Marty mengatakan, sampai saat ini pihak Kementerian Luar Negeri belum menerima informasi tentang adanya WNI yang menjadi korban gempa bumi di Selandia Baru.
"Tentu masih berkembang masalahnya, korban-korban masih terus kita data namun hingga saat ini kami tidak mendengar adanya masalah yang menyangkut warga negara kita di sana," demikian Marty.
antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.