Sabtu, 26 Februari 2011

Indonesia, Pertumbuhan Pesat Risiko Tinggi

Bagikan ke Teman:
Maplecroft, sebuah firma analisis risiko dan pemetaan, meluncurkan Atlas Risiko Global 2011. Indonesia bertengger di nomor 32 negara dengan risiko tinggi pertumbuhan ekonomi.


Maplecroft mengevaluasi 175 negara di dunia dengan 32 'risiko global' yang bisa berdampak di kawasan dan sektor industri. Fokusnya pada tujuh "risiko global" yakni risiko makroekonomi, risiko keamanan, risiko pemerintahan, keamanan sumber daya, perubahan iklim, pandemi dan daya tahan masyarakat termasuk hak asasi manusia.

Dan posisi puncak negara paling berisiko alias risiko ekstrem adalah Somalia (1), Sudan (2), Afghanistan (3) dan Republik Demokrati Kongo (4) yang ditandai dengan pemerintahan lemah, konflik internal dan instabilitas kawasan.

Namun, beberapa negara dengan pertumbuhan positif ternyata masuk di jajaran risiko tinggi, mulai dari Nigeria (12), India (15, Filipina (17), Rusia (21) dan Indonesia (32). Filipina, Rusia dan India tinggi risiko globalnya karena faktor "risiko keamanan" yang tergolong ekstrem. Sementara Nigeria dan Indonesia "risiko tinggi" terkait risiko keamanan ini.

"Kunci untuk melihat pemahaman dan manajemen risiko global adalah melihat mereka saling terkait," kata analis Maplecroft, Siobhan Tuohy. "Sebagai contoh, konflik dan risiko stabilitas rejim akan naik jika dipicu isu berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran dan keamanan makanan, seperti tampak di Timur Tengah saat ini."

Hal menarik terjadi di Korea Selatan yang bertengger di jajaran 144 Atlas Risiko Global. Korea Selatan sebenarnya 10 besar negara yang gampang terkena bencana, namun kestabilan pemerintahan, situasi makroekonomi dan daya tahan penduduknya yang memiliki akses baik atas kesehatan dan pengetahuan, membuat rankingnya baik.

vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.