Jumat, 25 Februari 2011

AS dan Inggris Bicarakan Libya

Bagikan ke Teman:
Pemimpin Amerika Serikat Barack Obama dan timpalannya dari Inggris David Cameron Kamis berjanji akan melakukan "koordinasi mengenai kemungkinan tindakan-tindakan multilateral terhadap Libya," demikian pernyataan kantor perdana menteri Inggris David Cameron.


"Perdana menteri berbicara dengan Presiden Obama pada malam ini," kata kantor Cameron di Downing Street.

Mereka "setuju untuk mengkoordinasikan kemungkinan langkah-langkah multilateral kemungkinan mengenai Libya, termasuk di Dewan HAM PBB pada Senin."

Para pemimpin juga "sepakat untuk bekerja sama erat mengenai evakuasi cepat warga negara," dalam perbincangan telepon Kamis.

Cameron juga menekankan "pentingnya merebut peluang saat ini  untuk perubahan di kawasan tersebut."

Sebelumnya pada Kamis, Cameron menyerukan penyelidikan internasional terhadap "kekejaman" yang berlangsung di Libya dan memperingatkan perilaku pemimpin Moamar Kadhafi tidak dapat ditegakkan.

Cameron mengatakan, upaya kekerasan Khadafi untuk berpegang teguh kepada kekuasaan adalah "benar-benar tidak dapat diterima". Sementara itu Menteri Luar Negeri William Hague mengatakan dunia akan mencari cara untuk terus memperhitungkan pihak yang bertanggung jawab.

"Perilaku diktator ini tidak dapat dibiarkan," kata Cameron pada Televisi BBC di ibukota Oman, Muscat, di mana ia mengakhiri lawatannya ke negara-negara Teluk.

"Apa yang terjadi di Libya, kekerasan dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri, adalah cara yang sepenuhnya tidak dapat diterima dan konsekuensi harus diterima dari perilaku seperti itu."

Dia menekankan bahwa ia tidak pernah mendukung Khadafi atau rezimnya dan mengatakan dia tidak menentang sanksi lebih lanjut.

"Saya pikir Inggris, dengan sekutu-sekutunya, harus melihat semua pilihan untuk masa depan," katanya.

"Masyarakat internasional perlu berbicara kuat dan dengan satu suara sejauh ada tanda-tanda yang baik."

Dewan Keamanan PBB sedang mencari cara-cara untuk meningkatkan tekanan pada Khadafi setelah ia mengabaikan permintaan untuk menghentikan tentara melakukan kekerasan terhadap demonstran demokrasi Libya, kata para diplomat, Kamis.

Dewan 15 negara mengadakan pembicaraan tidak resmi pada Kamis dan mungkin akan mengadakan satu pertemuan darurat formal dalam dua hari mendatang untuk menunjukkan kemarahan internasional atas tindakan keras di mana ratusan orang telah tewas.


antaranews.com

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.