Nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari, pembengkakan pada sendi, kaku, kelelahan, bahkan kelainan bentuk tubuh sering dialami orang yang menderita rematik. Karena itu fokus penanganan penderita rematik adalah mengontrol rasa nyeri, mengurangi kerusakan sendi, serta mempertahankan fungsi kualitas gerak. Untuk tujuan terakhir, latihan fisik seperti senam rematik sangat dianjurkan.
"Rematik adalah penyakit yang sifatnya menahun dan menghambat aktivitas penderitanya. Karena itu lingkup gerak sendi harus dipertahankan sehingga gerakan kita akan terpelihara. Dengan senam rematik, hal itu bisa dicapai," kata dr.Siti Anisa Nuhonni, SpRM, yang menciptakan senam rematik.
Ia menambahkan, pada orang yang normal, karena kita bergerak aktif, maka gerakan kita akan terpelihara. "Pada penderita rematik, mereka sulit menggerakkan tubuhnya karena nyeri. Bila tidak digerakkan, lama-lama sendi akan lengket dan benar-benar tidak bisa digerakkan. Ini yang kita cegah dengan melakukan olah fisik," kata dokter dari Divisi Rehabilitis Medik RSCM Jakarta.
Senam rematik ditujukan untuk orang yang sehat maupun pasien rematik yang dalam fase remisi atau penyakitnya tidak kambuh. Senam rematik terdiri dari delapan komponen gerak, yaitu menjaga postur tubuh, peregangan otot, latihan lingkup gerak sendi, latihan penguatan otot, penguatan kerja jantung dan paru, latihan keseimbangan, koordinasi, serta ketahanan otot.
"Inti dari senam rematik adalah mempertahankan lingkup gerak sendi secara maksimal. Misalnya tangan mampu membuka, mengepal, kaki menekuk atau leher bisa menoleh. Pada pasien rematik hal ini sulit dilakukan," katanya.
Bekerjasama dengan Pfizer, perusahaan farmasi, ia menggelar kampanye peduli rematik dan menciptakan metode senam yang mampu mengurangi risiko timbulnya rematik sekaligus terapi tambahan bagi pasien yang rematiknya dalam fase tenang (remisi).
Selama tahun 2010 ini, Pfizer sudah berkeliling ke tujuh kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Malang, Semarang, Denpasar, Medan, dan Menado. Kampanye senam rematik itu ditutup di Balai Kartini, Jakarta tanggal 7 November 2010. Rencananya, 200 pasien rematik akan melakukan senam rematik bersama.
Bagi pasien yang ingin mengikuti senam rematik, secara rutin Divisi Rehabilitasi Medik RSCM Jakarta juga melakukan kegiatan senam rematik secara rutin setiap hari Rabu.
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.