Warga AS dan sejumlah pemimpin dunia menyambut gembira berita tewasnya Osama bin Laden di rumah persembunyian di Pakistan, Minggu (1/5/2011), dalam sebuah serangan pasukan khusus AS.
Kabar tewasnya Bin Laden dalam hitungan menit telah mengundang ribuan warga Washington berkumpul di luar Gedung Putih. Mereka merayakan berita itu dengan melambai-lambaikan bendera Amerika, menyanyikan lagu kebangsaan, dan meneriakkan yel-yel seperti "USA! USA!".
Sebelum Presiden Barack Obama secara resmi mengumumkan kematian Bin Laden dalam sebuah pidato yang dilukiskan dramatis, telivisi AS telah memberi semacam woro-woro bahwa Obama akan segera mengumumkan kematian itu dalam pidato di televisi. "Malam ini, saya dapat melaporkan kepada rakyat Amerika dan kepada dunia bahwa Amerika Serikat telah melakukan sebuah operasi yang menewaskan Osama bin Laden, pemimpin Al Qaeda dan seorang teroris yang bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan laki-laki, perempuan, dan anak-anak tak bersalah," demikian Obama memulai pidatonya.
Warga New York juga berkerumun dan bersorak-sorai di ground zero, lokasi di mana menara kembar World Trade Center pernah berdiri. Seorang mantan petugas pemadam kebakaran kota New York, yang terpaksa pensiun karena menderita penyakit paru-paru akibat paparan debu di ground zero saat serangan yang meruntuhkan menara kembar itu terjadi, mengatakan dia hadir di ground zero agar 343 petugas pemadam kebakaran yang meninggal dalam serangan itu tahu bahwa "mereka tidak mati sia-sia". "Ini sebuah perang dan saya merasa kita menang," katanya. "Saya ke sini untuk memberitahu mereka bahwa keadilan telah ditegakkan."
Bob Gibson, seorang pensiunan polisi New York, mengatakan, berita tentang kematian bin Laden menjadi semacam "penutupan" baginya. "Saya tidak pernah berpikir malam ini akan datang, bahwa kami akan menangkap atau membunuh bin Laden," katanya. "Terima Tuhan, dia telah disingkirkan."
Berita itu juga memberi kelegaan kepada sejumlah orang yang anggota keluarganya tewas pada peristiwa serangan 11 September itu. "Ini adalah berita penting bagi kami, dan bagi dunia," kata Gordon Felt, presiden Keluarga Penerbangan 93, dalam sebuah pernyataan. "Itu tidak bisa mengurangi rasa sakit kami, atau mengembalikan orang yang kami cintai. (Tapi) itu membawa kelegaan bahwa dalang dari tragedi 11 September dan teror global tidak dapat lagi menyebarkan kejahatannya itu."
Tidak hanya warga AS, sejumlah negara juga menyambut gemberi berita tewasnya Bin Laden. Pemerintah Rusia, misalnya, memuji operasi pasukan khusus AS itu, Navy Seal, sebagai sebuah keberhasilan besar. Rusia menambahkan, pihaknya bersedia untuk meningkatkan kerjasama dengan Amerika Serikat dalam perang melawan teror. "Kremlin menyambut baik keberhasilan Amerika Serikat yang dicapai dalam perang melawan terorisme internasional," kata Presiden Dmitry Medvedev sebagaimana dikutip kantor berita Rusia.
Sementara Menteri Luar Negeri Jepang, Takeaki Matsumoto, melalui kantor kementeriannya mengatakan, Jepang menyambut baik berita kematian Osama bin Laden sebagai "kemajuan yang signifikan dalam tindakan kontra-terorisme".
Namun kematian Bin Laden akan menempatkan Timur Tengah dalam siaga tinggi terhadap kemungkinan serangan balasan. AS pun telah mengeluarkan peringatan perjalanan global bagi warganya agar berhati-hati dan waspada.
Terkait operasi militer yang menewaskan Bin Laden itu, sumber militer AS mengungkapkan, Bin Laden terkejut oleh serangan tim kecil Navy Seal yang mendarat di halaman kompleks tempat ia bersembunyi. Dikatakan, Bin Laden sempat ditawarkan untuk menyerah. Tetapi Bin Laden menolak dan kemudian terjadi baku tembak. Tiga orang pendukung Bin Laden, termasuk putranya sendiri, ikut tewas bersama seorang wanita yang mencoba untuk bertindak sebagai perisai manusia dalam baku tembak tersebut.
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.