Pemerintah Kuba berencana mengizinkan penduduk mereka bepergian ke luar negeri sebagai turis. Mereka sedang menjajaki sejumlah cara untuk mengatasi hambatan birokrasi dan restriksi yang menghalangi warga negara itu melancong ke negeri lain.
Rencana baru itu termaktub dalam 313 garis pedoman yang telah disetujui Kongres Partai Komunis ke-6 bulan lalu. Dan 313 pedoman ini dipublikasikan pertama kali minggu ini. Seperti dilansir CNN, menurut dokumen tersebut, Kongres menyetujui untuk “mempelajari sebuah kebijakan yang memungkinkan penduduk Kuba untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.”
Pedoman-pedoman itu tidak mencakup detail lebih jauh tentang kemungkinan perubahan kebijakan di masa mendatang. Selama ini, penduduk Kuba sesungguhnya tidak secara resmi dilarang untuk bepergian ke luar negeri sebagai turis. Namun serangkaian persyaratan yang ketat menghalangi mereka untuk pergi. Penduduk Kuba bahkan mengalami kesulitan dalam membeli tiket pesawat terbang.
Penduduk Kuba harus memperoleh visa dari pemerintah mereka, yang dikenal sebagai ‘surat putih.’ Persoalannya, surat putih ini harus dibeli seharga US$150. Untuk memperoleh visa, seorang penduduk dari negara yang ingin mereka kunjungi juga harus menulis surat undangan kepada mereka melalui Kedutaan Besar Kuba. Surat undangan tersebut juga harus didaftarkan ke Kedutaan Kuba. Tapi proses pendaftaraan tersebut tidak gratis. Mereka harus membayar seharga US$200.
Begitu surat undangan tersebut telah terdaftar di Kedutaan Kuba, masalah belum selesai, karena pemerintah Kuba berhak untuk menolak mengeluarkan visa untuk yang bersangkutan. Hal itu pula yang sebelumnya kerap diberlakukan otoritas Kuba kepada para pemberontak atau mantan pemberontak.
Begitu sulitnya memperoleh izin untuk ke luar negeri, pekerja medis profesional bahkan hanya diperbolehkan meninggalkan Kuba guna bekerja pada instansi pemerintahan Kuba di luar negeri. Namun, sejak tahun 2008 silam, beredar rumor bahwa Kuba akan menghapus persyaratan visa keluar dan surat undangan tersebut, sebagai bagian dari kebijakan baru Presiden Raul Castro untuk memotong berbagai hambatan yang tidak diperlukan.
Tahun 2008, Raul Castro juga menghapus kebijakan pemerintah sebelumnya di bawah Fidel Castro yang melarang warga Kuba menginap di hotel dan membeli telepon selular. Hambatan birokratis untuk bepergian ke luar negeri merupakan salah satu kebijakan yang paling tidak populer dan mendapat kritik keras di Kuba.
vivanews.com
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan.